Kali ini saya coba bantu anda yang kebetulan punya dana 6 jutaan dan sedang mencari DSLR kit keluaran terbaru. Sebagai pengantar, dana 6 juta untuk membeli DSLR tentu akan berakhir pada sebuah kamera entry level dengan lensa kit, dimana untuk sebagian besar pemula di bidang fotografi, subetulnya sih sudah amat mencukupi. Mengapa hanya saya pilihkan Nikon D3000 dan Sony A330? Karena Canon 1000D kit yang dijual di bawah 5 juta, meski cocok untuk pemula, kini umurnya sudah cukup tua (dan saya sedang menantikan hadirnya penerus 1000D ini). Karena Pentax K-m juga punya kisah yang sama seperti Canon 1000D, sementara Pentax K-x harga jualnya agak mahal yaitu 7 juta lebih sedikit. Karena juga Olympus idaman saya, E-620, masih dijual di kisaran yang sama dengan Pentax K-x tadi. So tinggallah dua bintang baru di kelas murah ini, D3000 dan A330 yang punya bandrol harga mirip, yang akan kita bahas kali ini.
Nikon D3000
Nikon D3000 merupakan penerus D60 yang dipasang modul AF baru dengan 11 titik AF, dari sebelumnya 3 titik. Lain dari itu semua aspek hampir sama, seperti sensor CCD 10 MP, tanpa live-view, tanpa movie, tanpa bracketing dan tanpa motor AF di bodi. Jadi D3000 bukanlah semata-mata kembaran D5000, justru D5000 bisa dibilang adalah strip-down dari D90 karena bersensor sama dan sudah punya HD movie. D5000 juga bukan penerus D60, karena justru D3000 inilah penerus D60 yang sesungguhnya.
Sony A330
Sony A330 juga merupakan penerus A300 yang hanya sedikit merubah jeroan tapi banyak merubah tampilan luarnya. Kekuatan Sony terletak di teknologi live-viewnya yang berbeda, yaitu dengan sensor terpisah untuk live-view sehingga proses auto fokus bisa dibuat tetap cepat berbasis phase-detect. Kenyamanan live-view semakin terasa dengan dibuatnya layar LCD yang bisa dilipat untuk angle sulit. A330 sendiri masih memakai jeroan 10 MP CCD, 9 titik AF dan sistem stabilizer pada sensor untuk memastikan fungsi peredam getar akan berfungsi pada semua lensa yang dipasang.
Nikon D3000 vs Sony A330
Pertama, inilah hal-hal yang menjadi kesamaan pada keduanya :
- harga jual hampir sama (6 juta plus lensa kit)
- sensor CCD 10 MP
- lensa kit dengan spek sama (18-55mm, f/3.5-5.6, motor micro SWM/SAM)
- rentang ISO sama (100-3200)
- sama-sama ada anti debu pada sensor
- shutter max-min sama (30 detik sampai 1/4000 detik)
- ada fitur peningkat dynamic range (ADL/DRO)
- memakai memori SD card dan baterai Lithium
Lalu inilah keunggulan D3000 dibanding A330 :
- titik fokus pada D3000 lebih banyak dan akurat (plus 3D AF)
- sedikit lebih cepat dengan 3 fps (A330 2,5 fps)
- layar LCD sedikit lebih lega (3 inci) meski fix
- finder sedikit lebih besar (0.8x vs 0.78x)
- flash on-board lebih bertenaga, sync lebih cepat (1/200 vs 1/160 detik)
- menu lebih mudah dipahami oleh pemula
- desain bodi yang lebih ergonomis khas Nikon
- jaminan teknologi Nikon seperti metering yang akurat dan TTL flash yang legendaris
Sebaliknya, inilah keunggulan A330 dibanding D3000 :
- adanya live-view, dan memakai sensor khusus untuk live-view
- layar LCD yang bisa dilipat
- punya stabilizer di dalam bodi (sensor shift)
- bisa bracketing
- ada motor fokus di dalam bodi (untuk lensa lawas)
- ada aksesori vertikal grip resmi Sony
- dual card slot (SD dan memory stick)
Terakhir, inilah kekurangan keduanya (meski tergolong wajar mengingat kelas DSLR entry level) :
- keduanya menghasilkan ISO tinggi yang lebih noise dari DSLR lain (ISO 1600 sudah agak jelek)
- lensa kit sama-sama sulit untuk manual fokus
- minim kendali dan port eksternal
- tanpa fitur mirror lock-up
- kinerja burst lambat (banyak titik AF tapi fps-nya rendah jadi kurang maksimal untuk sport)
- viewfinder kurang lega
- resolusi layar LCD tidak sehalus dan setinggi DSLR kelas menengah dengan 920 ribu piksel
- belum ada HD movie (meski untuk harga segini wajar kalau tanpa ada HD movie)